Dari berbohong kecil sampai menjadi penipu ulung hingga akhirnya jadilah koruptor



Seperti kata pepatah "Lidah tak bertulang". Demikianlah mulut ini bisa menjadi apa saja yang kita inginkan. Ramah, bisa ; baik, bisa ; nakal, bisa ; marah-marah, juga bisa. Kebohongan itu semudah berkata-kata. Tidak bisa dipungkiri bahwa semua orang berpotensi sebagai pembohong.

Kebiasaan besar terbentuk dari kejadian-kejadian kecil yang kita lakukan sehari-hari. Terbiasa berbicara berbelit-belit dan menyembunyikan kejadian-kejadian kecil membuat kita menjadi pembohong. Kebohongan yang satu ditutupi dengan kebohongan yang laing membuat diri ini menjadi penipu ulung. Oleh karena itu jangan membiasakan diri untuk  menyembunyikan sesuatu yang sebenarnya layak diketahui oleh orang lain.

Beberapa orang menjadi penipu hanya untuk mendengar dan melihat reaksi orang lain yang positif sehingga membuat hati senang. Bohong itu memang identik dengan kata-kata yang manis di bibir saja. Mengumbar perkataan yang menyenangkan memang baik kelihatannya. Apalagi ketika diri ini sedang mengambil hati, perhatian dan kepedulian orang lain. Semakin puitis kebohongan ini semakin syahdu ditelinga orang lain hingga akhirnya kita bisa membuat semua orang terlena dan jatuh dalam kendali walau hanya dalam waktu beberapa saat saja.

Bibir yang selalu mengumbar yang manis-manis akan ketagihan dengan rasa itu. Sisi buruk yang lain dalam kebohongan adalah ketika perbuatan bohong meninggalkan rasa candu dalam pikiran, sehingga sipemakai ketagihan mengumbar kepalsuan terus.

Dengan berbohong, beberapa orang mempersenjatai diri untuk menggiring opini publik pada hal-hal yang sifatnya merugikan orang lain. Dimana dibalik semua kebohongan ini ia dapat memanen rupiah yang tidak sedikit. Inilah yang disebut kebohongan intelektual atau bias informasi yang membuat banyak orang salah kaprah dan terlanjur salah sehingga ia ketergantungan pada sesuatu yang sebenarnya tidak penting. 

Orang yang lihai berbohong akan menjadi terbiasa untuk berbohong bahkan ia sering berada dalam posisi tidak menyadari barusan saja ia mengumbar kebohongan. Ini namanya pembohong yang sudah mendarah daging. Sesuatu yang sudah terbiasa akan menjadi budaya baginya dan selalu ia bawa-bawa kemanapun ia pergi dan apapun profesinya. 

Begitulah kehidupan seorang koruptor. Ketika kebohongan mengisi hari-harinya ia menjadi sangat munafik dalam berbagai hal. Termasuk saat berada didepan orang banyak. Yang manis-manis itulah yang diumbar. Tidak berpikir lagi setelahnya mau diapakan yang penting hati senang dan popularitas-pun semakin melejit naik. 

Penampilan bak malaikat saat dihadapan publik seolah berubah drastis saat kita mengintip mereka dibelakang ternyata menggerogoti hak rakyat. Akhirnya ketika kebenaran diungkapkan oleh KPK maka jelaslah semuanya bahwa ternyata sikawan koruptor kelas kakap. "Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga". Pepatah ini sangat cocok buat koruptor yang tertangkap tangan melakukan korupsi. 

Hindarilah berbohong agar hidup anda lebih baik dan lebih berkualitas tentunya.

Salam sukses mulia

Referensi : koruptor

0 Response to "Dari berbohong kecil sampai menjadi penipu ulung hingga akhirnya jadilah koruptor"

Berkomentarlah yang santun dan cerdas untuk kepentingan bersama