Cara Cepat Menghilangkan Rasa Terbakar/ Panas di Mulut & Lidah Setelah Mengkonsumsi Makanan Pedas Atau Setelah Menggunakan Balsem




Rasa adalah masalah yang sangat krusial dan diburu oleh kebanyakan orang. Nyaman dan nikmatnya lidah tidak dapat dilangkahi begitu saja. Dimanapun berada, dimanapun hidup dan apapun yang dilakukan pasti selalu saja ada kesempatan untuk mencicipi sesuatu baik itu makanan maupun minuman. Ini adalah kenikmatan yang tidak bisa dilewatkan dalam setiap hari-hari yang dilalui.

manisnya kata-kata untuk didengar, indahnya pemandangan untuk dilihat, sejuknya udara yang dirasakan, aroma yang menenangkan penciuman akan segera berakhir seperti cepatnya angin berlalu. Satu-satunya yang manfaatnya lebih panjang, memang tidak seumur hidup apalagi selamanya, yaitu rasa yang dicicipi oleh lidah. Ini aktivitas rutin yang bermanfaat, setidaknya sampai besok pagi, sesaat sebelum itu dibuang di jamban.

Manusia memang kadang keterlaluan sampai kelewat batas. Tanpa disadari atau memang disengaja dari awalnya, melakukan sesuatu yang sepertinya agak berlebihan (lebay). Mungkin saja dia teledor karena tidak tahu atau belum dikasih tahu sehingga menyebabkan kerugian bagi diri sendiri. Itulah manusia, karena kuruang waspada jadi jatuh dalam lubang yang ia gali sendiri.

Rasa pedas tidak pernah hilang dalam makanan yang kami konsumsi. Ini mungkin karena sudah menjadi sebuah tradisi yang membuat juru masak (koki sederhana) di rumah selalu menambahkannya dalam segala masakan. Terutama lauk (baik digulai maupun digoreng) dan kadang juga dalam sayuran (kecuali saat memasaknya dengan cara direbus).

Apa yang pedas & hot sebenarnya sama dengan menyakiti dan menekan syaraf yang ada pada organ lidah itu sendiri. Hanya dampak yang ditimbulkannya tidak sampai merusak melainkan hanya menggetarkan permukaannya secara halus dan lembut sehingga menghasilkan sensasi nikmat yang dahsyat.

Berdasarkan ilmu pengetahuan yang kami pelajari dahulu dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), rasa pedas itu muncul dari minyak etheris yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Apa saja makanan yang membuat lidah kepedasan? Diantaranya yang kami ketahui adalah cabai merah, cabai hijau, cabai rawit, andaliman dan merica. Bahan-bahan lainnya memang pedas juga akan tetapi rasa itu akan hilang dalam proses memasak. Yang seperti ini diantaranya adalah jahe, bawang merah, bawang putih dan masih banyak lagi bumbu dapur lainnya.

Lidah orang tua yang sudah dewasa biasanya bisa menahan rasa yang lebih pedas dibandingkan dengan yang masih anak-anak. Ini dikarenakan oleh rasa di indra yang sudah mulai pudar pada lidah orang dewasa sedangkan kanak-kanakmasih sangat sensitif. Oleh karena itu Bunda, jangan pernah samakan standar kepedasan makanan anak dengan milik Bunda sendiri. Taruhlah kepedasan pada makanannya lebih rendah dibanding apa yang bunda rasakan panas/ terbakar di mulut.

Saat rasa terbakar di mulut datang tanpa disadari, meredakannya dengan meminum air putih yang tawar tidak bepengaruh sama sekali. Justru semakin banyak minum air putih semakin pedas lidah ini. Ini disebabkan karena minyak etheris masih nyangkut dan belum hilang dari permukaannya. Selama minyak ini erat menempel maka selama itu pula rasa pedasnya tidak akan hilang.

Untuk menghilangkannya, anda harus mencuci permukaan bibir, lidah dan rongga mulut sampai bersih sehingga minyak etheris itu segera hilang. Memang dapat pula mengatasinya dengan cara saling menggosokkan permukaan lidah pada bibir dan rongga mulut sendiri. Ini jelas butuh waktu yang tidak sebentar dan juga butuh energi/ kalori yang lebih banyak.

Tips singkat dari kami untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan mengkonsumsi larutan garam isotonis. Garam adalah senyawa NaCl yang dikenal dengan larutan pencuci yang alami di dunia medis dan kedokteran. Ini disebabkan oleh karena kation Na+ bersifat logam lunak yang tidak membahayakan makhluk hidup namun dapat mengikat senyawa lemak (minyak) dan turunannya termasuk minyak etheris.






Lalu, bagaimanakah cara membuatnya? Mudah saja teman, berikut beberapa penjelasan dari kami.

  • 3 – 6  gr (setara dengan ½ - 1 sendok teh) garam laut yang bentuknya kasar, tidak mengandung pemutih, pengawet, pewarna, perisa dan tidak basah.
  • larutkan dalam air putih panas atau hangat.
  • Aduk rata sampai semuanya larut atau bisa juga dengan dibiarkan begitu saja selama beberapa menit sehingga butiran NaCl tersebut hilang dan menyatu dengan sendirinya dengan air.
  • Tunggu sampai minuman tersebut menghangat sehingga dapat langsung anda minum.
  • Jangan diteguk sekaligus melainkan berkumurlah selama beberapa kali untuk menghilangkan rasa pedas seperti terbakar dari permukaan bibir, lidah dan rongga mulut anda.

Untuk selanjutnya anda dapat menggunakan larutan isotonik ini jika bagian tubuh anda yang lainnya terasa pedas/ panas. Misalnya saja sesaat setelah anda menggiling cabai pasti tangan terasa panas. Ini karena minya etheris yang telah menempel dipermukaan kulit menyebabkan rasa panas yang mungkin membuat anda kurang nyaman. Mungkin juga bagian tubuh anda yang lain merasakannya, bahu, kaki dan leher atau yang lainnya. Silahkan melakukan metode ini.

Apakah anda pernah menggunakan balsam yang rasanya begitu panas membakar kulit tapi membuat tubuh nyaman menggunakannya. Ada kemungkinan perusahaan ini dapat memproduksi sejenis minyak etheris secara kimiawi di laboratorium. Jika suatu waktu anda ingin berhenti padahal sudah terlanjur mengoleskan muscular balm tersebut di atas permukaan kulit. Pasti akan terasa sulit menghilangkannya kembali. Setidaknya butuh waktu selama beberapa menit hingga rasa pedas itu hilang menguap dengan sendirinya.

Larutan garam ini juga dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan dengan cepat rasa panas yang membara karena balsem. Anda dapat menyiram bagian yang terkena balsam dengan larutan NaCl yang sudah dibuat sebelumnya.

 Bagaimana, sembuh dengan cepat toh…. Itulah dia garam,memang manfaatnya dahsyat teman….

Salam bermanfaat!

1 Response to "Cara Cepat Menghilangkan Rasa Terbakar/ Panas di Mulut & Lidah Setelah Mengkonsumsi Makanan Pedas Atau Setelah Menggunakan Balsem"

Berkomentarlah yang santun dan cerdas untuk kepentingan bersama