"Anda bukanlah orang lain dan orang lain bukanlah anda". Ini sepatah frase yang menggambarkan bahwa manusia berbeda-beda satu sama lain. Tidak ada yang sama di bumi ini, semuanya penuh dengan keanekaragaman. Perbedaan seharusnya mendatangkan keindahan sebab dalam persamaan tidak ada yang menonjol sedangkan dalam keanekaragaman ada keunikan tersendiri. Keunikan yang spesial inilah yang menghentakkan kita, "betapa kayanya Indonesia negeri tercinta".
Perbedaan tidak dapat ditepis
Bila raut muka saja berbeda niscaya hatinyapun berbeda. Bahkan orang yang kembar siampun pasti ada karakternya yang berbeda. Oleh karena itu, siapapun anda, terimalah perbedaan dengan lapang dada. Selama hal itu tidak bertentangan dengan norma dan aturan dalam masyarakat. Selagi tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku di negeri ini maka selama itupulalah kita mampu menerima orang lain apa adanya.
Tidak mungkin memaksa manusia lemah menjadi sempurna
Lagipula di dunia ini tidak ada yang sempurna. Setiap orang yang memiliki kelebihan pasti juga memiliki kelemahan. Justru dalam posisi inilah semua pihak ada untuk saling melengkapi satu sama lain. Tidak berhak rasanya untuk memaksakan kehendak kepada orang lain yang jelas-jelas tidak mampu ia penuhi. Oleh karena itu sebaiknya kita santai saja dalam bergaul dengan orang lain agar lebih-kurangnya tidak begitu mencolok.
Satu-satunya yang bisa memaksa
Satu-satunya pihak yang dapat memaksakan kehendaknya adalah hukum dan aturan yang berlaku. Sekalipun anda seorang ayah atau ibu, pemimpin, atasan atau apapun itu yang posisinya lebih tinggi dari orang lain. Tidak etis rasanya untuk memaksakan kehendak kepada orang-orang yang di bawah kita. Biarkan mereka bebas tetapi terkontrol sebab dalam kebebasan muncullah inovasi & kreativitas. Para pemimpin sebaiknya memanfaatkan hukum dan aturan sebagai alat untuk memaksa manusia melakukan sesuatu.
Bahaya memaksakan kehendak kepada sesama
Pembuatan hukum harus sesuai dengan kepentingan dan kesepakatan bersama. Sehingga tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memanipulasi keadaan dan mengambil keuntungan dari konspirasi tersebut. Berikut akan kami uraikan beberapa dampak buruk akibat seorang manusia memaksakan kehendaknya kepada orang lain.
- Kebencian >> dendam >> perbuatan tidak menyenangkan. Memaksa kehendak beresiko menimbulkan rasa benci antar orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Baca juga, Cara menghilangkan kebencian dalam hati
- Kehilangan diri sendiri. Mereka yang lebih banyak dipaksa-paksa untuk melakukan sesuatu, secara tidak langsung mengalami penghancuran karakter dan cenderung tidak menjadi diri sendiri.
- Kehilangan kepercayaan diri. Sikap yang ditaktor dan mendesak seseorang secara terus menerus membuat mentalnya lemah sehingga cenderung membentuk orang lain kehilangan kepercayaan diri.
- Beban hidup terasa lebih berat. Keadaan ini lebih kepada suasana mental yang tidak stabil dan terus menerus ditekan baik dengan kata-kata maupun dengan perlakuan buruk.
- Sedih – galau. Sadar atau tidak, memaksakan sesuatu yang tidak di harapkan oleh orang lain cenderung membuatnya merasa terhina dan terkesan disepelekan.
- Stres – depresi bahkan mengakhiri hidup. Tekanan yang terlalu tinggi membuat manusia mengalami stres yang dapat berujung pada praktek mengakhiri hidup sendiri.
- Pelampiasan pada hal-hal yang negatif seperti, rokok, minuman beralkohol, seks bebas, narkoba dan lain sebagainya.
- Gesekan sosial – konflik. Jika yang memaksa kuat sedangkan yang dipaksa kuat, baik dalam hal sumber daya, relasi dan dukungan kelompok niscaya akan terjadi konflik yang memakan korban. Apabila tidak segera diselesaikan agar menemui titik damai maka beresiko menjadi konflik berkepanjangan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Oleh karena itu teman, jadilah orang yang luwes dan tetap santai dalam segala situasi. Biarkan orang-orang berkespresi apa adanya sesuai dengan kelebihannya asalkan tidak melanggar aturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Salam masyarakat damai!
0 Response to "8 Akibat memaksakan kehendak kepada orang lain"
Berkomentarlah yang santun dan cerdas untuk kepentingan bersama