Manusia dilahirkan dalam hawa nafsu. Demikian juga dengan pacaran yang tidak sehat dilahirkan dari keinginan yang tidak jelas sehingga melahirkan hawa nafsu (tidak terkendali) yang menjerat kedua muda-mudi ini dalam dosa. Jangan mudah tergiur oleh rayuan bibir karena bibir tidak selalu jujur. Jangan sampai dorongan akan hasrat seks membutakan mata hati ini. Pikirkanlah masa depanmu kawan!
Manusia memang diciptakan untuk mampu bersosial dengan yang lainnya. Berbaur adalah takdir setiap orang. Dengan membuka koneksi (relasi) dengan orang lain, hidup kita lebih terisi rasanya. Sinergi/ kerjasama/ gotongroyong yang baik dengan orang lain membuat hidup ini lebih lengkap dimana kelemahan kita terisi oleh kelebihan orang lain.
Harus diingat bahwa, ada saatnya kita untuk sendiri. Waktu untuk menyendiri dimanfaatkan agar bisa terhubung dengan Sang Pencipta. Saat mendapat masalah, dibully, dihina atau dirugikan oleh situasi. Sebaiknya, ambil sedikit waktu untuk berdoa (dalam hati) dan meminta petunjuk dari-Nya. Kitab Suci adalah buku petunjuk kehidupan yang dapat membantu diri ini sewaktu-waktu. Petunjuk dari manusia memang baik namun selalu sesuaikan dengan Buku Pegangan yang anda miliki.
Dalam hidup beberapa orang (baik anak cowok maupun cewek), keinginan untuk berpacaran dapat muncul sewaktu masih di bangku SD, SMP, SMA, kuliah, dan setelah bekerja. Timbulnya memang berbeda-beda. Gejala ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah merindukan pengalaman masa lalu. Seperti seorang yang ingin bernostalgia dengan kebiasaannya di masa lalu.
Berikuti ini beberapa alasan mengapa seorang muda (bahkan kanak-kanak) ingin pacaran.
- Merindukan pujian dimasa kecil. Pujian yang berlebihan dimasa kecil akan membuat sianak merindukan hal tersebut ketika orang tuanya berhenti/ tidak lagi mempuji-puja dia. Ketika ada orang lain yang terus memuji-muji dia akhirnya mengikuti orang tersebut dan menjalin hubungan yang lebih dekat seperti pacaran.
- Merindukan perhatian dimasa kecil. Anak memang butuh diperhatikan, hendaknya itu adalah perhatian yang wajar. Sebab ketika seseorang dirangsang (diperhatikan) secara berlebihan. Rasa ini akan membekas dan meninggalkan lubang khusus di hati sampai dewasa kelak. Perhatian inilah yang terus-menerus dicari-cari oleh sianak yang mungkin sudah tidak ia dapatkan lagi dari orang tua ketika sudah besar. Ketika ada orang lain yang memberikannya perhatian khusus, niscaya akan diikuti (dipacarin).
- Pacaran karena sikon (situasi dan kondisi). Situasi yang mendukung memudahkan seseorang untuk menjalin hubungan spesial dengan yang lain. Ini lebih kepada budaya masyarakat sekitar yang mendukung (meng-acc-kan) niat untuk berpacaran.
- Dijodohkan oleh oran tua.
- Butuh tumpangan/ sekaligus sebagai tukang antar jemput.
- Butuh uang untuk memenuhi kebutuhan atau sekedar memuaskan kebutuhan yang serba glamour.
- Tidak bisa menahan hawa nafsu. Keinginan yang tidak bisa dikendalikan membuat seseorang mencari-cari cara bagaimana cara mewujudkannya salah satunya dengan berpacaran. Dengan pacaran beberapa orang memiliki celah untuk memuaskan hawa nafsu seks/ birahi/ keinginan untuk bercinta.
Jadi dapat disimpulkan bahwa fenomena berpacaran yang lagi ngetrend di diantara kawula muda merupakan bagian dari penyakit psikologis dimasa lalu yang membuat orang cenderung mengikuti trend dan arah popularitas dunia. Padahal dunia tidak selalu baik teman..... Ini mengisyaratkan bahwa pacaran yang terlalu dini sebenarnya bukanlah kebutuhan melainkan hanya sebuah rasa rindu yang tidak jelas ujungnya dan dapat merugiakan pihak-pihak yang terlibat didalamnya.
Berpacaranlah yang sehat (baik kepada perempuan maupun laki-laki yang berlainan jenis kelamin). Saat kepribadian sudah dewasa, bisa hidup mandiri, dimana mental dan materi sudah siap untuk menikah. Jika cuma main-main saja (tujuan untuk menikah tidak jelas kapan waktunya) lebih baik jangan menjalin hubungan dengan lawan jenis karena dapat memicu timbulnya hawa nafsu (kemesraan) yang berujung pada dosa (seks diluar nikah).
Baca juga, Cara berpacaran yang idealSalam pemuda tangguh!
Referensi cara menjaga kesucian - bahaya pujian
0 Response to "7 Alasan untuk pacaran - Dorongan berpacaran bukan karena kebutuhan melainkan keinginan yang tidak jelas"
Berkomentarlah yang santun dan cerdas untuk kepentingan bersama