Inilah negeri Ojo Lali.
Ketika prinsip bagai pelepah yang terkulai dihempas angin kesana-kemari
Apabila perkataan hanya jadi bunga-bunga yang lisut dan layu sore itu juga.
Jikalau garangnya serigala dikendalikan oleh tali kekang merah.
Ketika prinsip bagai pelepah yang terkulai dihempas angin kesana-kemari
Apabila perkataan hanya jadi bunga-bunga yang lisut dan layu sore itu juga.
Jikalau garangnya serigala dikendalikan oleh tali kekang merah.
Saat itu juga, benang-benang aturan semeraut.
Ikat sana, ikat sini.
jadi lebih sulit, juga lebih rumit
Dan pada akhirnya akan terjadi kelumpuhan.
Inilah yang terjadi ketika penguasa kehilangan wibawanya:
Janji tidak lagi berbuah manis
Masukan hanya dianggap serapah
Arahan hanya dipandang omong kosong
Perintah hanya tinggal angin lalu
Hilangnya saling menghormati. Semuanya kuat, semuanya hebat. Malah sekarang saling menjatuhkan
Tanggungjawab mulai terbengkalai
Hukum tidak lagi ditakuti malah dijadikan senjata sekaligus penghasil uang.
Hukum tajam kebawah, malah lunak keatasKesejahteraan tidak mendapat tempat
Keadilan dipandang sebelah mataWabah dan bencana telah mendekat
Tak terbendung, semua lini mulai kacauPertanyaan besar dimana-mana "siapa yang sesungguhnya berkuasa?"
Negeri Ojo Lali Butuh Teladan Yang Pantas
Setiap orang bisa berubah, siapapun dia, kecil-besar, rendah-tinggi, atasan-bawahan dan lain sebagainya. Dunia ini terus bergerak demikian juga dengan orang-orang di dalamnya. Tidak terkecuali terhadap penguasa di tempat anda mengabdi. Yang menjadi masalahnya adalah kemanakah arah perubahan itu terjadi?
Masing-masing dari kita, diseret oleh keinginan sendiri atau diseret oleh kehendak orang lain. Saat terseret, artinya anda adalah bagian dari sebuah sistem. Akan tetapi saat menyeret, berarti anda adalah pengambil kebijakan junjungan tertinggi dalam sebuah sistem. Menjadi penguasa adalah sebuah anugrah dari Yang Maha Kuasa. Berjuanglah dengan sungguh-sungguh karena profesi itu tanggungjawabnya besar.
Alasan mengapa seorang pemimpin kehilangan wibawanya
Jangan berkecil hati karena hanya merupakan recehan sepele dari sebuah sistem. Sebab setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Agar kehidupannya terkendali, terarah dan terorganisir untuk melakukan suatu tujuan tertentu.
Berikut akan kita bahas bersama, mengapa seorang penguasa dapat kehilangan wibawanya.
- Lebih mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama (Sistem)
- Melakukan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
- Menyalahgunakan wewenang yang dipercayakan kepadanya.
- Terlalu lemah dan manja sehingga tidak tahan uji.
- Menjadi sombong dan jauh dari sikap yang rendah hati.
- Bertindak dan mengeluarkan keputusan di luar aturan yang berlaku secara diam-diam..
- Mengambil kebijakan yang tidak memperhatikan kebutuhan masyarakat anggotanya.
- Membuat kesalah dengan melakukan maksiat untuk menghibur diri. Seperti, seks bebas, rokok, minuman keras, narkoba dan lain sebagainya.
- Tidak memberi manfaat bagi semua orang.
- Semakin Jauh dari prestasi bahkan tidak pernah lagi ada.
Akibat ketika penguasa kehilangan wibawa
Dalam hidup ini, dimanapun anda ditempatkan sebagai penguasa, jangan menjadi sombong lalu menganggap diri sebagai bos. Ungkapan bos atau penguasa seolah-olah membuat anda menjadi orang yang superior, antikritik lalu memusatkan segala sesuatu pada diri sendiri. Berbagilah dalam jabatan anda. Lebih baik menjadi pemimpin yang bersama-sama dengan orang lain untuk membawa organisasi/ kelompok anda dalam perubahan.
Berikut ini beberapa dampak buruk akibat dari wibawa yang hilang
- Tidak dipercaya orang. Apa gunanya memimpin jika kata-kata bahkan sikap yang di ekspresikan tidak dipercayai oleh orang lain? Kepercayaan itulah yang dijaga oleh seorang pemimpin.
- Diminta mundur dari jabatannya. Jika seorang penguasa tidak lagi memiliki faedah bagi kehidupan anggotanya niscaya banyak orang yang akan memintanya untuk mundur, secara baik-baik maupun dengan cara kasar.
- Tidak diusulkan lagi dalam pemilihan berikutnya. Dalam sistem demokrasi, jabatan hanya dapat diemban selama 5 tahun. Oleh karena itu manfaatkanlah waktu itu sebaik-baiknya agar anda terbebas dari jerat dan tidak kehilangan dukungan.
Salam perubahan sejati!
0 Response to "10 Alasan Mengapa Pemimpin Kehilangan Wibawa - Akibat Ketika Penguasa Kehilangan Wibawanya"
Berkomentarlah yang santun dan cerdas untuk kepentingan bersama