Menjadi Pegawai Pemerintah itu tidak selalu baik, ada suka-dukanyalah. Mulai dari awal saat mendaftar sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS), antrian yang begitu panjang, soal-soal yang sulit dimengerti hingga akhirnya pada saat pengumuman kelulusan, padat merapat. Demikian juga menjadi karyawan swasta, tidak mudah. Ada banyak tantangan, mulai dari mencari informasi lowongan kerja (kadang rahasia - tidak dipublikasikan hanya orang dalam yang tahu, namanya juga perusahaan simbahnya, ya suka-suka dia :D), menulis dan mengirim lamaran kerja (kenal dengan HRDnya pasti lebih diperhatikan), lalu wawancara dengan HRD yang buat deg-deg-kan dan tantangan psikotest yang cukup rumit. Ini baru kesusahan diawal saja teman.
Sudahpun kita diterima sebagai karyawan swasta atau pegawai negeri, tantangan selanjutnya itu datangnya dari lingkungan kerja yang tidak selalu seperti yang kita inginkan. Senior yang mungkin aneh-aneh tingkahnya sampai kepada peraturan ini-itu yang kadang merugikan kita sebagai karyawan. Belum lagi sistim outsorching yang melemahkan hak-hak kita sebagai pekerja. Pokoknya ribet dah jadi Pegawai pemerintah/ swasta.
Coba buka pikiran lalu berpikir sejenak untuk mulai mengembangkan diri dan potensi yang ada pada kita. Daripada lahan disamping rumah kosong, daripada kebun warisan orang tua dibiarkan begitu saja alangkah baiknya jika tanah-tanah itu dimanfaatkan untuk menanam dan menumbuhkan uang, ckckckkk, maksud saya ditanami atau diternaki teman :D. Tanah-tanah di Indonesia begitu subur, mubazir jika tidak diolah, mendingan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian atau peternakan untuk kehidupan yang lebih baik.
Peluang usaha menjadi petani atau
peternak menjadi salah satu usaha dengan tekanan pekerjaan yang begitu
ringan saat ini. Bertani adalah usaha sendiri, tidak ada orang lain yang
menekan anda untuk melakukannya. Tidak ada juga orang lain yang
menuntutmu untuk harus ini dan harus itu. Semuanya terserah diri sendiri
saja, hanya satu tujuan yaitu bagaimana agar usaha ini berkembang dan
memberikan hasil yang terbaik kelak.
Bekerja menjadi budak pemerintah atau menjadi budak swasta
tidak terlalu menyenangkan, ada asam pahitnya juga. Ada kekurangan diberbagai sikon (situasi dan kondisi) namun banyak
orang enggan mengungkapkannya. Yang diketahui oleh banyak orang
hanyalah gajinya yang rutin tiap bulan padahal jumlahnya belum tentu
memaskan hati setiap pekerjanya. Pekerjaan-pekerjaan seperti ini diluar
sana, jika dipertimbangkan secara matang lumayan membebankan. Berikut pembahasan mengenai kelemahan menjadi pegawai swasta atau karyawan pemerintah :
- Ada bos yang selalu mengatur kita untuk ini dan itu. Bos adalah segalanya teman sedangkan pelanggan adalah raja. Lalu kita apa dong ? :D
- Sistim senioritas yang sangat kental dan mereka bisa saja tidak senang jika kita mencolok sedikit.
- Tekanan dari atasan dan tekanan dari senior cukup menyusahkan apabila kita tidak bisa mengerti dan menyadarinya maka kita akan tersisih dan diam-diam mengundurkan diri.
- Belum lagi masalah peraturan perusahaan yang mengikat (disebut juga displin) membuat diri ini seolah seperti kuda yang sudah dikekang dan diatur-atur jalannya oleh seseorang, lagipula semuanya itu membuat kita tidak bisa berekspresi sesuka hati.
- Lebih-lebih masalah target/ pencapaian yang harus kita penuhi. Pencapaian yang tidak sesuai dengan target mempengaruhi kredibilitas dan mengurangi salary (gaji) yang kita terima.
Kesemua hal diatas, dialami oleh rata-rata pegawai negeri/ karyawan swasta. Oleh karena itu jika teman memiliki potensi dan kesempatan untuk bertani atau beternak, berbahagialah karena anda bebas dari semua tekakanan diatas.
Demikian saja teman. Salam petani Indonesia.
Sumber:
Menjadi Petani atau Peternak itu tidak Buruk
0 Response to "Kerugian Menjadi Pegawai Negeri/ Pemerintah dan Karyawan Swasta"
Berkomentarlah yang santun dan cerdas untuk kepentingan bersama