7 Perbedaan Liburan Mewah & Sederhana (Biasa) - Liburan Sejati Adalah Hati Bahagia (Bersukacita) Bersama


Perbedaan Antara Liburan Mewah Dan Liburan Yang Biasa Saja Tidak Ada Yang Penting Hati Bahagia Bersama (by uol.com.br)

 
Hidup di dunia ini hanya sementara saja. Seorang bijak mengatakan bahwa kehidupan kita hanya seperti bunga rumput yang mekar di pagi hari, lantas saja lisut dan layu di sore hari. Itu waktu yang tidak lama tetapi beberapa orang sering sekali menganggap waktu yang dilaluinya masih sangat lama sehingga ia cenderung mengambil kesempatan melakukan hal buruk. Lalu katanya, pertobatan itu baru akan dilakukan dan kebaikan digiatkan ketika usia sudah menua nanti. Saat tubuh tua dan renta, sebesar apa kebaikan yang dilakukan oleh orang yang lemah seperti itu?

Selama hidup tebarkanlah kasih kepada Tuhan dan sesama manusia

Kami menyarankan para pembaca untuk melihat masa hidup kita di bumi hanyalah sesaat saja, yakinkan dirimu bahwa Tuhan segera datang. Dengan demikian, tetap ada semangat untuk memuliakan Tuhan di dalam hati dan berbagi kasih kepada sesama. Manfaatkan segala kesempatan, potensi dan kekuatan yang anda miliki saat masih muda untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama. Sebab saat kita sudah tua nanti tidak ada lagi kesempatan, potensu juga akan memudar bahkan hilang dan kekuatan sudah menipis.

Selama hidup, lakukanlah kebaikan untuk diri sendiri

Disamping melakukan kebaikan kepada Tuhan dan kepada manusia, tidak lupa juga untuk mengajak para pembaca untuk melakukan kebaikan kepada diri sendiri. Saat melakukan kebaikan dengan diri sendiri disebut juga dengan menikmati hidup. Tidak perlu repot-repot untuk melakukannya sebab saat anda istirahat, mandi, makan, minum, berpakaian dan lain sebagainya: itu juga disebut dengan melakukan kebaikan bagi diri sendiri. Menikmati hidup itu sebenarnya selalu kita lakukan hari lepas hari. Hanya saja beberapa orang menganggap bahwa itu masih belum terasa seperti seharusnya melainkan mereka ingin yang lebih.

Arogansi membuat kita ingin kenikmatan hidup yang lebih baik

Berhati-hatilah dengan arogansi yang ada di dalam hati masing-masing sebab sifat ini sudah ada dalam diri manusia semenjak nenek moyang kita diciptakan. Jika ada rasa di hati yang ingin selalu menang atau setidaknya lebih baik dari orang lain, itulah sikap yang arogan. Demikian juga saat kita merasa kacau dan kesal saat orang lain lebih baik dari diri sendiri, ini juga karena sikap yang arogan. Inilah sikap yang membuat kita selalu merasa kurang, tetap kurang dan terus kurang. Ada hasrat di dalam hati untuk menginginkan kenikmatan yang lebih baik padahal selama ini kita sudah cukup untuk menikmati hidup.

Pengertian liburan dan yang sejati

Liburan adalah masa libur; vakansi (KBBI Offline). Menurut kami ini adalah waktu bebas dimana seorang pekerja tidak terikat pada waktu dan sistem kerja yang biasanya ditekuninya. Setiap orang memiliki masa libur yang berbeda-beda, ada yang tidak menentu karena terikat dengan pekerjaan dalam tiga sib. Ada yang liburan di hari sabtu dan minggu dan ada pula yang hanya liburan di hari minggu saja. Semuanya ini tergantung dari jenis pekerjaan dan pengaturan dari pihak manajemen. Belum lagi kalau ada liburan di hari-hari besar keagamaan dan hari besar nasional lainnya.

Dibalik semuanya itu, saran dari kami adalah berliburlah bersama dengan keluarga secara fluktuatif. Hindari aktivitas menikmati hidup yang sifatnya stagnan, melainkan cobalah untuk kadang berwisata – kadang tidak, kadang ke luar rumah – tetap di rumah, jalan-jalan – wisata kuliner, yang mahal – murah dan lain sebagainya. Biasanya apa yang dinikmati secara fluktuatif akan membuat rasa di indra jadi nano-nano sehingga kehidupan ini terasa lebih indah. Diatas semuanya itu, janganlah lupa untuk melalui semuanya dengan penuh rasa bersyukur di dalam hati. Sebab saat hati tertuju kepada Tuhan maka besar-kecilnya liburan yang dilalui tetap dinikmati dengan penuh bahagia.

Tahukah anda bahwa makna dari semua aktivitas berlibur yang kita nikmati adalah bukan sekedar menyegarkan pikiran melainkan lebih kepada mencari angin segar untuk beroleh kebahagiaan (sukacita) bersama keluarga dan orang-orang terdekat lainnya (saudara, sahabat, teman). Jadi kami sarankan kepada anda agar tidak melalui hari libur dengan mempersoalkan semewah atau semahal apa wisata kali ini melainkan yang perlu kita pikirkan adalah DENGAN SIAPA KITA MELAKUKANNYA? Masakan saat kerja sendiri-sendiri dan waktu liburan juga sendiri-sendiri? Mungkinkah musim libur kali ini akan dilewati bersama kerabat-kerabat yang lainnya atau bersama sahabat-sahabat lain yang selama ini jarang ketemu karena sibuk dengan urusan pekerjaan. Intinya adalah "apa yang sejati selalu dinikmati bersama di dalam kebahagiaan."

Bahagia sebelum bukan sesudah menikmati hidup

Ada orang yang berpikir bahwa kenikmatan duniawi yang dirasakannya adalah sesuatu yang membuatnya bahagia. Seolah dia pergi liburan ke suatu tempat dan menemukan bahwa lewat semuanya itu ada rasa hati yang berbahagia. Bila rasa bahagia kita seperti itu maka dapat dipastikan bahwa diri ini akan sangat ketergantungan untuk berlibur ke sana dan kemari. Kita berusaha mencari-cari tempat liburan yang unik dan beda sekalipun membutuhkan perjalanan panjang dan biaya mahal untuk mencapai tempat tersebut namun tetap juga ditempuh.

Sadarilah bahwa saat kita menikmati hidup dengan liburan disana dan disini yang terpengaruh hanyalah indra yang langsung kontak dengan semua hal tersebut. Sedangkan otak/ hati/ pikiran hanya bereaksi terhadap semua objek tersebut. Sedang kitapun bisa melakukan reaksi yang sama bahagianya hanya dengan senantiasa mengaktifkan pikiran sendiri. Sekarang masalahnya adalah bagaimana cara mengaktifkan pikiran agar selalu berbahagia? Silahkan fokuskan pikiran kepada Tuhan dalam doa, firman dan puji-pujian akan kemuliaan nama-Nya. Bisa juga dengan aktif mempelajari sesuatu dan menyelesaikan pekerjaan sambil-sambil berbagi kasih kepada sesama.

Sebuah pendekatan saat liburan

Seorang teman melakukan liburan yang mewah dan berkelas dengan berjalan ke luar kota untuk menuju destinasi pariwisata terkemuka, yaitu Bali dan Ancol lagi Dufan. Ia rela meninggalkan kotanya yang kecil lalu melakukan perjalanan jauh semata-mata hanya untuk berlibur dan bersenang-senang. Disamping itu, ada pula seorang teman yang melakukan liburan di kota kecil tempat dia tinggal. Tidak jauh dari rumahnya, itu adalah liburan yang tergolong sederhana dan kesannya biasa saja. Tapi dia melakukannya bersama keluarga dan rekan-rekan kerjanya sehingga suasananya lebih ramai.

Menurut anda, dimanakan suasana liburan yang paling seru? Yang dilakukan teman kami yang satu atau yang lain? Tahukah anda bahwa rasa yang dinikmati oleh kedua orang yang berbeda ini adalah sama? Mengapa demikian? Karena yang bersentuhan dengan hal-hal yang dinikmati selama liburan adalah indra mereka dimana itu hanya sesaat saja lalu segera saja berlalu: sehingga kalau ada rasa senang atau bahagia pastilah sama rasanya. Lain halnya kalau si kawan yang satu melakukan operasi plastik ala Korea sehingga wajahnya bak porselin yang mewah sedang kawan yang lain hanya melakukan perawatan kulit biasa yang tergolong murah: kalau begini ceritanya jelas hasilnya beda!

Bisakah anda menangkap maksud dari cerita di atas? Sadar atau tidak, saat liburan dengan jalan-jalan ke tempat wisata, kita tidak membawa apa-apa dan kembali juga tidak membawa apa-apa. Sekalipun ada sesuatu, itu hasil yang dibeli saat perjalan pulang yang tidak ada hubungannya dengan aktivitas berlibur. Ingat bahwa wisata jalan-jalan adalah acara “cuci mata” dimana semuanya itu dinikmati beberapa jam saja lalu kita akan pulang dengan tidak membawa apa-apa, hanya kenangan yang membekas di pikiran. Lain halnya saat kita melakukan sesuatu yang manfaatnya langsung terasa dan bertahan lebih lama, misalnya operasi plastik. Ini setidak-tidaknya bertahan 5 – 10 tahun.

Perbedaan antara liburan mewah dengan yang sederhana/ yang biasa saja

Mari kita cari tahu apakah ada perbedaan antara liburan yang mewah dengan yang sederhana? Apakah orang yang berlibur di tempat yang berkelas lebih bahagia daripada orang yang berlibur di tempat yang biasa-biasa saja? Adakah perbedaan antara liburan yang mahal dan yang terjangkau? Apakah ada keuntungannya saat kita menikmati hidup di tempat-tempat yang ternama atau di tempat-tempat yang lumrah (sederhana)? Langsung saja kita bahas dan kupas segala sesuatu tentang hal tersebut, berikut selengkapnya.

  1. Dari segi arogansi.

    Jelaslah bahwa liburan di tempat-tempat yang mahal, berbeda dan jauh disana akan lebih tinggi gengsinya bila dibandingkan dengan mereka yang melakukannya di tempat yang mudah dijangkau oleh kantong. Ini akan menjadi dasar bagi orang yang yang dipenuhi arogansi untuk melihat dan merasakan dirinya lebih bahagia dari banyak orang di luar sana. Tapi pertanyaannya sekarang dapatkah anda menjamin bisa terus melakukan aktivitas tersebut seumur hidup? Bagaimana jadinya jika anda dan keluarga setelah beberapa tahun ke depan tidak dapat menikmatinya lagi karena jabatan telah usai/ pekerjaan bermasalah/ uang sudah menipis? Atau bagaimana pula perasaan anda saat ada orang yang mengaku bahwa ia pernah berlibur di tempat paling eksotik tepatnya di luar negeri?

    Mereka yang rendah hatinya juga tetap merasakan kebahagiaan yang penuh sebab senantiasa bersyukur di dalam hati dan menyangkal arogansi sendiri. Suasana hatinya menjadi penuh damai dan kelegaan sebab senantiasa berkata dalam hatinya, “ini anugrah-Mu yang luar biasa. Mampukan kami menikmatinya hingga sukacita sorga memenuhi hati, ya Tuhan….” Bahkan disela-sela aktivitasnya, mereka akan senantiasa memusatkan pikiran kepada Tuhan sembari memuliakan nama-Nya sehingga semua kebaikan hati itu tetap konsisten
  2. Dari segi harga.

    Benarkah ada perbedaan menikmati hidup di tempat yang mewah dan yang biasa saja? Memang ini sudah jelas terjadi sebab liburan di tempat yang mewah akan lebih tinggi harganya dibandingkan dengan di tempat yang sederhana. Baiklah memang kalau untuk bagian ini orang yang suka bermewah-mewahan pasti akan menang juga.

    Dibalik semuanya itu, ada pertanyaan lain lagi, apakah wisata mewah dan wisata sederhana yang kita lakukan sama-sama tidak merogoh tabungan untuk masa depan anda? Tentu saja orang yang berlibur di tempat sederhana sudah mengantisipasi hal tersebut agar dampaknya minum terhadap tabungan makanya memilih paket wisata yang biasa saja. Lalu bagaimana dengan mereka yang menghabiskan banyak uangnya untuk mewujudkan semuanya itu?
  3. Dari segi fasilitas.

    Tentu saja fasilitas yang disediakan oleh pihak manajemen di tempat yang mewah lebih nyaman dan terasa berkelas untuk di tempati. Tetapi mereka yang liburan di tempat yang sederhana memang nyamannya tetap ada tetapi pesona mata melihat fasilitasnya biasa saja.

    Bisakah dikomunikasikan, berapa menit atau berapa jam anda menikmati fasilitas disana? Pasti tidak lama kan…. Itu akan berlalu dengan cepat bahkan sangat cepat. Lalu apa yang anda bawa setelah itu? Tidak ada kan…. Melainkan hanya rasa senang dan nyaman semata. Mereka yang berlibur di tempat yang sederhana bersama keluarga atau dengan sahabat-sahabatnya juga bisa merasakan hal demikian dalam candaan dan tawa yang nyaring. Terlebih saat hatinya terus bernyanyi memuliakan Tuhan pastilah kebahagiaan itu bertahan di dalam hati sekalipun apa yang di depan mata biasa saja.
  4. Deri segi hiburan yang diperoleh.

    Jelaslah bahwa liburan di tempat yang mahal dan mewah maka hiburannya juga banyak ketimbang di tempat yang biasa saja.  Lalu pertanyaannya sekarang adalah, “berapa lamakah hal yang nikmat tersebut akan berlangsung?” Satu-dua jam ya… atau satu-dua hari?

    Sadarilah bahwa semua rasa senang-sukacita itu hanya sementara saja. Coba ingat-ingat lagi hal tersebut di masa lalu, pastilah rasanya singkat ya…. Bahkan beberapa sudah terlupakan karena sibuknya aktivitas bekerja. Jika mau menikmatinya lagi berarti uang juga harus dikeluarkan lagi.... Orang yang menikmati liburannya dengan senantiasa bersyukur juga mampu merasakan kebahagiaan itu sekalipun hiburannya sedikit dan sederhana saja.
  5. Dari segi kuliner yang dinikmati.

    Memang bila di tempat yang mahal, biasanya kuliner yang ditawarkan juga akan lebih beraneka ragam. Sedang di tempat yang sederhana, semua jajanan yang ada juga bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Bila sekedar ingin tahu saja, berapa menitkah waktu yang anda habiskan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman? Soal  menikmati makanan dan minuman juga akan berasa nikmatnya dalam beberapa menit, tarolah satu-dua jam saja.

    Orang-orang yang berlibur di tempat yang mewah pastilah menikmati makanan yang lebih lezat tetapi tetap saja, itu hanya sesaat saja dan tidak dibawa pulang. Mereka yang menikmati hidup dengan liburan di tempat yang sederhana juga merasakan kenikmatan makanan tetapi biasa saja. Namun, tetap bahagia dan bersukacita sebab mereka melakukannya bersama keluarga tercinta dan ada pula yang melakukannya bersama-sama dengan sahabat dan teman-temannya. Terlebih lagi ketika saat menikmatinya, mereka selalu melewatkannya dengan bernyanyi-nyanyi memuliakan nama Tuhan di dalam hati.
  6. Oleh-oleh yang di bawa pulang.

    Sudah pasti mereka yang pergi berlibur jauh-jauh di luar daerah akan membawa sesuatu untuk dibawa pulang. Tentu saja semuanya ini membutuhkan pendanaan yang lebih baik. Sedang mereka yang liburannya dekat-dekat, mungkin akan membeli sesuatu dan mungkin juga tidakk.

    Pada dasarnya, kedua orang ini tidak membawa apa-apa, kalaupun ada oleh-oleh itu hanyalah buah tangan untuk orang lain. Satu-satunya yang mereka bawa adalah rasa senang-sukacita yang pada dasarnya sama saja asalkan dilalui bersama keluarga/ sahabat/ teman dekat lainnya sembari bersyukur dan bernyanyi-nyanyi memuliakan Allah di dalam hati masing-masing.
  7. Dampaknya terhadap diri sendiri.

    Apa dampak langsung dari aktivitas berwisata yang kita lakukan? Pada dasarnya semua aktivitas ini tidak berdampak pada kehidupan manusia secara fisik. Lain halnya saat kita ke dokter untuk menyembuhkan luka, setidak-tidaknya diperban sehingga luka tidak infeksi dan tidak kotor saat terkena kain, air, debu dan benda-benda lainnya secara tidak sengaja. Lah… saat liburan, semewah dan semahal apapun tempat yang kita tuju, tidak akan membawa perubahan secara fisik melainkan hanya secara batin yang beroleh sukacita. Sedang orang yang menikmatinya juga di tempat yang sederhana akan beroleh hal yang sama, yaitu kesukaan hati.

    Bahkan bisa kami katakan bahwa saat perjalanan yang kita tempuh untuk berlibur terlalu jauh hanya demi kemewahan dan gengsi: sadarilah bahwa keadaan ini akan menjadi salah satu faktor yang beresiko membuat anda terganggu. Sebab, situasi yang dihadapi saat melakukan perjalanan jauh bisa saja mengusik bahkan mengusir rasa sukacita di dalam hati karena kelelahan yang begitu kentara.

Makna Liburan Sejati Adalah Hati Bahagia (Bersukacita) Bersama Orang Terdekat

Sadar atau tidak, baik yang liburan di tempat yang mewah dan berkelas maupun yang melakukannya di tempat yang sederhana sama-sama tidak membawa perubahan apa-apa dalam kehidupannya. Justru mereka malah rugi karena uang di kantong sudah terserap banyak. Tentu saja orang yang menghabiskan masa-masa liburannya di tempat-tempat yang mahal akan kehilangan nominal uang yang lebih banyak sedangkan yang melaluinya di tempat biasa, habisnya standar saja. Sedang keduanya sama-sama tidak membawa perubahan apa-apa pada kehidupannya secara fisik tetapi suasana hatinya akan dipenuhi rasa senang-sukacita. Jadi kesimpulannya adalah tidak ada bedanya antara menikmati hidup di tempat yang mewah dan berkelas dengan saat menikmatinya di tempat yang biasa. Asal saja dilakukan secara bersama-sama orang tercinta dan hati tetap bersyukur juga bernyanyi-nyanyi memuliakan Tuhan sambil berbaik hati kepada orang-orang yang ditemui (ramah – senyum, sapa, salam, terimakasih, tolong, maaf, pendengar yang baik), niscaya sukacitamu dan sukacitaku penuh.

 Salam, kesederhanaan itu hebat….

0 Response to "7 Perbedaan Liburan Mewah & Sederhana (Biasa) - Liburan Sejati Adalah Hati Bahagia (Bersukacita) Bersama"

Berkomentarlah yang santun dan cerdas untuk kepentingan bersama