Hidup yang bergejolak itu indah: nikmatilah!
Bahasa sebagai alat komunikasi senantiasa berkembang seiring
dengan kebutuhan masyarakat, pertukaran budaya antar bangsa dan antar bidang
ilmu. Keadaan ini didorong oleh keinginan yang kuat untuk saling berinteraksi
satu sama lain. Sebab saat hubungan dengan sesama baik dan tetap kental sekalipun
telah melalui banyak cobaan, disanalah kita menemukan berbagai bentuk
kebahagiaan. Interaksi yang datar-datar saja justru terkesan menjemukan,
masalah-masalah kecil yang timbul antar manusia adalah rasa pahit yang mencoba
memberi warna bagi kehidupan manusia. Hidup ini sama seperti lidah, saat kita
hanya merasakan yang enak-enak saja pasti boring tetapi sewaktu berbagai
pergumulan datang, di sanalah ada rasa berbeda yang mewujudkan keindahan.
Jaga ramah tamah tetap ada agar rasa minder tidak sampai mengurangi keberanianmu
Kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa cenderung
membaik seiring meningkatnya usia dan interaksi. Akan tetapi, orang yang
usianya saja yang meningkat sedangkan komunikasi dengan sesama terhambat, malah
lebih suka menyendiri. Sadarilah bahwa keadaan semacam ini juga turut
menurunkan keterampilan berkomunikasi. Jadi, sekalipun hanya sedikit waktu
untuk bersosialisasi (bercakap-cakap
dengan sesama), senantiasalah menulis dan membaca agar kemampuan melafalkan
kata-kata tetap terjaga baik bahkan terus meningkat. Ingatlah bahwa interaksi
yang paling mendasar adalah ramah tamah. Bila kemampuan untuk beramah-tamah
tetap di jaga dengan baik, pastilah dimampukan untuk memberanikan diri
sewajarnya untuk menjalin hubungan baik dengan sesama sekalipun semuanya itu
tidak selalu mulus.
Beberapa manfaat menyingkat kata
Biasanya demi kemudahan proses
kemunikasi, berbagai bentuk frase telah mengalami penyingkatan. Suku kata
tersebut biasanya cukup sering digunakan tetapi terlalu panjang untuk
diucapkan. Lagipula frase tersebut dapat diucapkan berulang kali dalam satu
paragraf saja sehingga muncullah dorongan mengarahkannya untuk disingkat. Pemendekan
kata terutama dipakai meringankan pelafalan suku kata populer yang cukup
panjang. Kebanyakan pihak yang mempelopori kebiasaan ini adalah para jurnalis
dan cendikiawan di bidangnya masing-masing. Dalam berbagai kesempatan, banyak
juga orang yang menggunakannya untuk mempopulerkan berbagai ormas yang mereka
miliki.
Pengertian akronim (singkatan kata)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Luar Jaringan, akronim
adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang
ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Menurut kami pemendekan kata
adalah cara cerdas meningkatkan
efisiensi, efektifitas dan popularitas suku kata tertentu sehingga memudahkan
pengunanya saat berkomunikasi. Ada tiga macam jenisnya, yaitu akronim resmi
yang baku dan digunakan dalam acara resmi (formal)
dan singkatan plesetan yang ditujukan sekedar lucu-lucuan untuk menghibur hati.
Jenis plesetan ini juga disebut sebagai keratabasa yaitu perihal menerangkan
arti kata dengan memperlakukannya sebagai singkatan, biasanya untuk lelucon (misal
kata benci ditafsirkan sebagai 'benar-benar
cinta'); etimologi rakyat (KBBI Offline).
Sayang, ada juga jenis lain yang pemakaiannya asal-asalan
atau disebut juga sebaga akronim abal-abal, yaitu singkatan yang dilakukan secara sembarangan dan terkesan berlebihan
sehingga beresiko menimbulkan salah pengertian. Biasanya, jenis ini
berkembang pesat di antara warganet sehingga pamakaiannya cukup luas. Sebenarnya
yang mereka singkat di sini bukanlah frase yang terlalu panjang melainkan kata
per kata agar dapat diketikkan lebih cepat. Keadaan ini, justru membuat mental
penggunanya semakin terpuruk sebab jalan kecepatan yang ditempuhnya secara
tidak langsung telah memperkosa Bahasa Indonesia itu sendiri. Padahal bahasa
ini adalah warisan para pendahulu kita untuk mempersatukan nusantara di bawah
satu bendera dan satu tanah air. Oleh karena itu, hindari menyingkat kata tanpa
aturan: kata per kata tidak disingkat melainkan yang disingkat adalah gabungan
dua kata atau lebih (suku kata).
Beberapa contoh akronim
Semakin banyak kata yang mampu kita cermati maknanya,
semakin banyak pula jenis akronim yang dapat dikenali maknanya di luar kepala.
Biasanya, setiap bidang pekerjaan memiliki singkatannya sendiri-sendiri yang
dikenali betul oleh orang-orang yang berprofesi di bidang tersebut. Saat kita
bisa mengerti berbagai kepanjangan dari singkatan ini-itu, akan lebih baik pula
kemampuan untuk menerjemahkan maksud komunikator. Jika ada kata-kata yang masih
belum paham silahkan tanya ke teman-teman yang ada di sekitar atau bisa juga
dengan langsung mencarinya menggunakan aplikasi peramban web (misalnya Google
Chrome, Mozila FireFox). Berikut ini akan kami tampilkan beberapa bentuk sekaligus
artinya.
Singkatan yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke Tiga.
- Arumba = Alunan rumpun bambu.
- Bandara = Bandar udara.
- Batagor = Bakso tahu gorong.
- Bude = Ibu gede.
- Cekal = Cegah dan tangkal.
- Carpen = Cerita pendek.
- Dubes = Duta besar.
- Gaftar = Gambar daftar.
- Gali = Gabungan anak liar.
- Gerpol = Gerakan politik.
- Golput = Golongan putih.
- Humas = Hubungan masyarakat.
- Jantina = Jantan dan betina (biseksual).
- Lansia = Lanjut usia.
- Latma = Latihan bersama.
- Litsus = Penelitian khusus.
- Manipol = Manifesto politik.
- Muntaber = Muntah dan berak.
- Pakcik = Bapak kecil.
- Pakde = Bapak gede.
- Paklik = Bapak cilik.
- Pramuka = Praja Muda Karana.
- Pungli = Pungutan liar.
- Puskesmas = Pusat kesehatan masyarakat.
- Rudal = Peluru kendali.
- Satpam = Satuan pengaman.
- Tilang = Bukti pelanggaran lalu lintas.
- Valas = Valuta asing.
- Wadam = Hawa dan adam.
- Waria = Wanita pria.
Akronim yang sering ditemukan dalam surat.
- Penulisan “Jalan” menjadi Jl.
- Penulisan “Nomor” menjadi No.
- Penulisan “Telepon” menjadi Telp.
- Penulisan “Yang Terhormat” mejadi Yth.
Beberapa akronim dalam pemerintahan.
- Perda = Peraturan Daerah.
- APBN = Anggaran Pendapatan Belanja Negara.
- APBD = Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
- BUMN = Badan Usaha Milik Negara.
- BUMD = Badan Usaha Milik Daerah.
- BLUD = Badan Layanan Umum Daerah.
- UUD = Undang-undang dasar.
- RUU = Ramcangan Undang-Undang
- UU = Undang-Undang.
- PP = Peraturan Pemerintah.
- DPR = Dewan Perwakilan Rakyat.
- DPRD = Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
- DPD = Dewan Perwakilan Daerah.
- MPR = Majelis Permusyawaratan Rakyat.
- Menkopolhukam = Menteri Koordinator Politik Hukum Dan Keamanan.
- Mendagri = Menteri Dalam Negeri.
- Menhan = Menteri Pertahanan.
- Menkuham = Menteri Hukum dan HAM.
- Menkominfo = Menteri Komunikasi Dan Informatika.
- Menkeu = Menteri Keuangan.
- Mendag = Menteri Perdagangan.
- Mentan = Menteri Pertanian.
- Mensos = Menteri Sosial.
- Menkes = Menteri Kesehatan.
- Menhub = Menteri Perhubungan.
- LPNK = Lembaga Pemerintah Non Kementrian.
- Polri = Kepolisian Republik Indonesia.
- TNI = Tentara Nasional Indonesia.
- Mayjen = Mayor Jendral.
- Letkol = Letnan Kolonel.
- Wapres = Wakil Presiden.
- Wabu = Wakil Bupati.
- Kades = Kepala Desa.
- Jabar = Jawa Barat.
- Jatim = Jawa Timur.
- Jateng = Jawa Tengah.
- Sumut = Sumatera Utara.
- Sumbar = Sumatera Barat.
- Sumsel = Sumatera Selatan.
- Kaltim = Kalimantan Timur.
- Kalbar = Kalimantan Barat.
- Kalteng = Kalimantan Tengah.
- Kalsel = Kalimantan Selatan.
- Kepri = Kepulauan Riau.
- NTB = Nusa Tenggara Barat.
- NTT = Nusa Tenggara Timur.
- RT = Rukun Tetangga.
- RW = Rukun Warga.
Berbagai bentuk singkatan lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
- Tupoksi = Tugas pokok dan fungsi.
- SPO = Standar prosedur operasional.
- Protap = Prosedur tetap.
- Dirut = Direktur utama.
- Ormas = Organisasi masyarakat.
- BEM = Badan Ekskutif Mahasiswa.
- LSM = Lembaga Swadaya Masyarakat.
- SDM = Sumber daya manusia.
- SDA = Sumber daya alam.
- BBM = Bahan Bakar Minyak.
- BNN = Badan Narkotika Nasional.
- Berantas = Badan rakyat anti narkoba tawuran.
- KKN = Korupsi, kolusi dan nepotisme.
- Tipikor = Tindak pidana korupsi.
- TKP = Tempat kejadian perkara.
- LGBT = Lesbian, gay, biseksual dan transgender.
Akronim dalam berdemokrasi.
- Pemilu = Pemilihan Umum.
- Capres = Calon Presiden.
- Cawapres = Calon Wakil Presiden.
- Cagub = Calon Gubernur.
- Cawagub = Calon Wakil Gubernur.
- Pilek = Pemilu legislatif.
- Caleg = Calon legislatif.
- Luber dan Jurdil = Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil.
- Dan masih banyak lagi silahkan cari sendiri.
Singkatan kata dipakai saat terdapat frase yang begitu
panjang tetapi sering disisipkan dalam suatu paragraf. Menyingkat kata per kata
tanpa aturan menggambarkan sikap sembarangan yang mengindikasikan tindakan
korupsi kata. Bila kata saja bisa dikorupsikan apalagi hal-hal yang lebih besar
dari itu, mungkinkah orang semacam ini menjadi calon-calon koruptor di masa depan?
Lagipula sikap yang terlalu tergesa-gesa saat mengetik SMS dan Chating
menggambarkan kepribadian seseorang cenderung kurang sabar saat menjalani
proses-proses kehidupan. Oleh karena itu, ketik dan tuliskan akronim abal-abal hanya
untuk diri sendiri tetapi saat berinteraksi dengan sesama gunakanlah pemendekan
kata yang formal (lazim dilakukan dalam tata Bahasa Indonesia).
Salam, Memendekkan
kata jangan berlebihan,
bisa-bisa terjadi kesalahpahaman!
bisa-bisa terjadi kesalahpahaman!
0 Response to "+10 Contoh & Pengertian Akronim (Singkatan Kata) Lazim Dalam KBBI, Pemerintahan, Surat-Menyurat & Kehidupan Sehari-Hari"
Berkomentarlah yang santun dan cerdas untuk kepentingan bersama