Kopi adalah minuman keruh yang memikat rasa di telinga, kulit, mata, hidung dan akhirnya di lidah. Mengapa demikian? Sebab saat menikmati secangkir saja maka rangkaian peristiwa akan terjadi dalam diri kita yang melibatkan rasa pada ke lima indra, yakni sebagai berikut.
- Telinga : Istri anda/ pelayan toko mengatakan dengan lembut dan merdu "Silahkan pak..."
- Mata : Pesonanya yang hitam pekat kecoklatan memberi kesan elegan dan membuat mata terpana memandangnya.
- Hidung : Aromanya yang khas memikat melembutkan penciuman dan turut meringankan pikiran yang terbeban.
- Kulit : Saat pertama memegang cangkirnya maka kehangatan itu membawa sensasi rasa hangat nan sejuk menyentuk permukaan jemari dan bibir anda.
- Lidah : Kenikmatan yang khas dan spesial membuat lidah terkesima dari ujung ke pangkalnya, bergetar mengekspresikan rasa pahit nikmat yang membuat lidah luluh tak berdaya hingga mata tetap melek semalaman.
Setiap orang membuat kopi dengan teknik yang berbeda-beda. Terlebih lagi seorang barista di kedai khusus memiliki teknik tersendiri yang unik dan khas selama pembuatan dan penyajiannya. Saat banyak pelanggan yang datang di toko anda hanya sekedar menikmati minuman legendaris dan salah satu yang tertua di dunia adalah kopi. Maka bisa dikatakan bahwa kehadiran mereka ditempat itu semata-mata bukan demi rasa di lidah saja melainkan lebih kepada hal-hal lain yang anda sajikan/ pertontonkan pada keempat indra lainnya
Sebagian besar orang mungkin bertanya-tanya, mengapa saat kita hendak membeli kopi di pasar/ pajak, ada yang disebut dengan kopi nomor 1, nomor 2, nomor 3 dan seterusnya. Pada dasarnya, ini hanya masalah teknik penjualan/ pemasaran saja. Setiap perbedaan itu dipengaruhi oleh waktu kedatangan barang, bahan yang lebih duluan datang (lama di toko) akan dijual lebih murah agar lebih cepat laku. Lebih daripada itu memang ada sesuatu bahan dapur yang ditambahkan sedikit saja kedalamnya agar rasanya lebih nikmat dan gurih.
Mungkin ibu juga sering bertanya-tanya di rumah, "mengapa ayah lebih suka ngopi di warung sebelah daripada di rumah sendiri?". Ini adalah pertanyaan yang menarik dan sangat menggiurkan untuk dijawab. Bisa jadi pikiran mengarah kemana-mana, mungkin saja teman-temannya ngumpul disitu atau bisa juga, jangan-jangan si bapak mulai mulai cari-cari mangsa yang lain nich... :D Sebaiknya tinggalkan prasangka buruk tapi ambillah yang baiknya dan salah satunya mungkin karena kopi yang di buat di warung jauh lebih nikmat dari pada yang di rumah. Oleh karena itu, rajinlah koreksi diri teman.
Jadi, ibu mau tau mengapa kopi yang dibuat di warung nikmatnya lebih khas terasa di lidah dibandingkan dengan buatan sendiri? Ini sebenarnya rahasia keluarga yang sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Sebab bahan penikmat itu sudah ada secara default di dalam setiap rumah keluarga di seluruh Indonesia. Selama rumah anda memiliki dapur maka selama itu pula bahan alami ini terdapat di sana.
Cara alami dan praktis untuk membuat kopi yang nikmat enak
Sesungguhnya cukup mudah untuk melakukannya, hanya butuh beberapa bahan tambahan makanan dan minuman yang sudah tersedia di dapur dalam rumah anda. Berikut ini beberapa tips praktis dan alami untuk membuat minuman yang hitam pekat ini menjadi lebih nikmat di lidah sampai ke hati.
- Bubuk kopi yang digunakan. Ini sebenarnya tergantung budget dan selera saja. Salah satu perbedaan antara berbagai jenis yang tersedia di pasaran terletak pada aroma yang ditimbulkannya. Pilihlah bahan yang cocok menurut aroma pada hidung atau yang cocok menurut anggaran yang sudah dipersiapkan di awal bulan.
- Suhu air panas yang digunakan. Pakailah air yang terlebih dahulu di masak atau air dalam termos atau bisa juga menggunakan air yang dipanaskan dengan dispenser komersial. Rata-rata suhu disana berada pada kisaran 90 - 95 derajat celcius dan inilah suhu yang ideal untuk pembuatan kopi. Sebenarnya untuk pembuatan rumahan, masalah suhu ini tidak begitu diperhatikan terkecuali anda mengunjungi cafe-cafe yang secara formal menyajikan minuman menurut aturan umum yang biasa berlaku.
- Perbendingan bubuk kopi dan gula. Biasanya perbandingan yang digunakan adalah 1:2 atau bisa juga 2:3 artinya, dalam satu sendok kopi ditambahkan dua sendok gula atau bisa juga dalam 1 sendok kopi di tambahkan 1,5 sendok gula. Semuanya ini tergantung selera masing-masing mau yang lebih manis (1:2) atau mau yang sedang-sedang saja (2:3).
- Penikmat ajaib yang digunakan. Tahukah anda mengapa ada kopi kualitas nomor 1, 2 dan 3 dipasaran? Salah satunya karena dalam bahan kualitas tertinggi di tambahkan sejumlah kecil mineral ajaib untuk menambah enak, gurih dan nikmatnya. Bisa jadi juga, ayah lebih suka ngopi di warung karena penikmat ajaib ini. Sebab bahan tambahan makanan ini sangat mempengaruhi rasa pada setiap gelas dan piring yang anda sajikan di atas meja. Tambahkan mineral ajaib ini sedikit saja, jika terlalu banyak nanti keasinan. Pada dasarnya penggunaan garam yang ideal berada pada kadar 0,9% - 1% dari jumlah total sajian. Baca juga, Faktor yang menentukan kualitas suatu produk
- Muk (cangkir) yang digunakan. Gunakanlah cangkir yang sedang-sedang saja, biasanya bervolume 150 mL atau 200 mL saja. Ingatlah bahwa meminum kopi terlalu sering tidak baik bagi kesehatan anda. Batas jumlah yang anda butuhkan setiap hari berada pada takaran 3 gelas. Mengkonsumsinya lebih dari itu dapat menyebabkan gejala insomnia (tidak bisa tidur di siang maupun di malam harinya).
Apabila semakin besar bobot jumlah yang anda sajikan maka penambahan gula maupun bubuk kopinya juga harus ditingkatkan, yang penting adalah perbandingannya berada pada kisaran (1:2 atau bisa juga 2:3 tergantung selera). - Proses mengaduk. Setiap orang memiliki tekniknya sendiri-sendiri. Saat seorang barista di cafe melakukannya dengan arah putaran berbentuk W, itu secara formalnya. Bila anda menyajikannya di rumah maka gunakanlah teknik yang biasa dilakukan saat mengaduk minuman sehari-hari. Ini soal perbedaan cara mengaduk saja tidak akan mempengaruhi rasa melainkan lebih kepada etika formal di tempat-tempat mewah dan elegan.
- Saat penyajian ke depan. Bila semua urusan di dapur sudah selesai maka saatnya menyajikannya ke depan, baik itu kepada tamu maupun kepada anggota keluarga lainnya.
Ada baiknya jika disajikan memakai alas baik menggunakan alas dari piring maupun dari talam (untuk penyajian dalam jumlah banyak).
Gunakan penutup muk/ cangkir jikalau tidak langsung di konsumsi oleh orangnya tetapi untuk sajian yang dikonsumsi segera tidak perlu di tambahkan penutup. - Bila dipanaskan. Untuk penyajian dalam waktu yang lama, biasanya pada acara tertentu dimana waktu kedatangan tamu tidak menentu atau dalam penyajian di rumah makan dan kedai maka bahan kopi yang sudah dilarutkan di dalam air dapat selalu dipanaskan. Hanya saja jangan sampai mendidih melainkan sampai airnya bergelembung/ berbusa.
Pernahkah anda mencicipi kopi di Starbucks? Memang banyak bahan yang ditambahkan untuk memberi rasa pada minuman yang disajikan. Tetapi salah satu komponen yang pentng dalam penyajian kopi yang hangat, nikmat dan enak adalah garam. Untuk lebih meningkatkan sensasi rasa yang dihasilkan maka silahkan menambahkan beberapa bahan lainnya, misalnya susu, kreamer dan lain-lain.
Penikmat kopi sejati bukanlah orang yang suka memilih-milih bahan, menentukan kualitas, memastikan campuran dan cara penyajian yang dilakukan. Melainkan saat anda mampu menikmati sajian si hitam manis dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun kondisinya - inilah yang membuatmu menjadi seorang penikmat sejati. Untuk penyajian yang lebih elegan dan berkelas (sesuai aturan umum penyajian) maka silahkan kunjungi rumah-rumah makan (restoran) dan cafe ternama yang ada dalam kota di sekitar tempat tinggal anda. Simak juga, Cara membuat minuman yang enak dan nikmat
Salam penikmat kopi sejati!
0 Response to "8 Cara Membuat Kopi Enak, Nikmat & Praktis - Mengapa Bapak (suami) Lebih Suka Ngopi Di Warung Ketimbang Di Rumah"
Berkomentarlah yang santun dan cerdas untuk kepentingan bersama