Faedah Saat Gadget Jauh Dari Sisi, Membuatmu Lebih Mandiri |
Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah seharusnya dimanfaatkan
untuk kebaikan hidup bersama di dalam masyarakat. Tetapi, oleh karena
ketidak-adilan sosial, hanya segelintir orang saja yang bisa menggunakannya
dengan bebas. Sedang ada juga orang yang lain malah buta akan semuanya itu sama
sekali. Orang yang bisa menikmatinya bisa saja terperosok dalam penyalahgunaan
akibat kecanduan dan pemakaian yang berlebihan. Namun yang tidak menggunakannya
bisa-bisa ketinggalan informasi yang mungkin saja penting dalam menjalani
aktivitas hari demi hari.
Hidup butuh keseimbangan
Semua yang ada di dalam dan di luar diri kita harus berjalan
dalam kadar yang tepat. Orang awam sering menyebutkan itu sebagai “nilai normal,” Sesuatu yang sudah berada
di luar batas nilai tersebut dianggap berlebihan sedangkan yang berada di bawah
batas standar dianggap sebagai kekurangan. Masalah yang kemudian muncul adalah
bagaimana cara membedakan antara ke dua hal ini dan apa batas-batas yang
memisahkan masing-masing? Disinilah dibutuhkan yang namanya pengalaman. Seseorang
harus mampu menyeimbangkan dirinya sendiri sehingga aktivitasnya tidak terkesan
kekurangan dan tidak berlebihan.
Harus ada keseimbangan antara menikmati hidup dan bekerja keras
Apa keseimbangan hidup yang harus kita jaga? Yaitu antara
kebiasaan beraktivitas dengan menikmati hidup. Ada orang yang kebablasan dalam
bekerja sehingga disebut sebagai manusia yang gila kerja. Sedang di sisi lain,
ada pula pribadi yang lebih banyak menikmati hidup sehingga terlena lalu
kecerdasan dan kesadaran mengendalikan diri menurun. Kita harus menemukan
keseimbangan antara ke dua hal ini bahkan bila perlu hidup yang senantiasa beraktivitas
itulah yang harus kita giatkan dari hari ke hari. Sebab disaat menikmati hidup
sekalipun, kita bisa senantiasa memfokuskan pikiran kepada Tuhan (misalnya
dengan senantiasa bernyanyi-nyanyi memuliakan Tuhan di dalam hati sambil
mengkonsumsi makanan).
Penuhi harimu dengan aktivitas positif
Ada tiga bagian besar aktivitas manusia yang bisa dilakukan
oleh siapa saja, diantaranya adalah fokus kepada Tuhan, belajar dan bekerja. Saat
kita memilih untuk memberikan waktu memusatkan pikiran kepada Tuhan maka bisa
dilakukan dengan berdoa, membaca firman dan bernyanyi memuliakan Allah. Sedang
saat belajar kita bisa melakukannya dengan mempelajari firman, belajar buku
pelajaran/ perkuliahan dan membaca buku-buku positif lainnya. Demikian juga
saat bekerja, yang kita perlukan adalah menyelesaikan tanggung jawab yang
diberikan orang lain pada atau bekerja sesuai wilayah kerja atau bisa juga
bekerja menurut bakat/ potensi yang dimiliki.
Pemanfaatan handphone canggih harus dimanajemen dan dibatasi dengan baik
Sekarang, pertanyaannya adalah, “termasuk apakah aktivitas menggunakan smartphone?” Disatu sisi
penggunaannya bisa membantu pekerjaan dan di sisi lain hal tersebut menjadi
suatu hiburan dengan beragam fiturnya. Jadi bisa dikatakan bahwa fitur yang ada
di dalam alat elektronik yang satu ini lebih ditekankan untuk menghibur manusia
itu sendiri. Ketika aktivitas di depan gadget tidak bisa lagi dikendalikan maka
bisa dipastikan bahwa berbagai gangguan akan terjadi dalam setiap hari-hari
yang kita jalani. Oleh karena itu, kemampuan untuk memanajemen penggunaan
smartphone sangat dibutuhkan oleh setiap pribadi.
Manfaat (keuntungan) tidak memiliki smartphone
Sampai sekarang, kami masih belum memiliki satupun dari
berbagai jenis gadget canggih yang telah beredar luas di pasaran. Bukan kami
tidak ingin tetapi karena tidak sanggup. Juga bukan kami tidak sanggup karena
tidak butuh. Kita harus mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan jangan
semuanya dirangkul, bisa-bisa susah pikiran dan berat hati ini kawan… Tapi
bukan dalam arti karena tidak memiliki barang canggih tersebut lantas saja kita
kehilangan kontak dengan informasi terbaru di internet. Toh, masih ada laptop
yang bisa dihubungkan dengan modem sehingga bisa terkoneksi dengan internet.
Atau bisa juga main-main ke warung internet (warnet) yang terdapat di sekitar
tempat tinggal anda.
Berikut ini akan kami jabarkan pengalaman pribadi yang
berisikan tentang manfaat (keuntungan) tidak memiliki smartphone canggih.
Lebih fokus kepada Tuhan.
Terkadang saat ada waktu senggang kita habiskan untuk mengotak-atik gadget. Coba bayangkan, bagaimana misalnya jika alat elektronik tersebut tidak ada, mungkin sedang beterainya sedang lowback, apa yang akan terjadi? Tentu saja saat ada waktu senggang seperti ini kita habiskan dengan memuji-muji Tuhan di dalam hati. Ini adalah bagian yang paling kami sukai dalam hidup karena fokus kepada Tuhan merupakan solusi dari setiap masalah yang kita hadapi hari demi hari.Lebih fokus untuk berbuat baik.
Ada banyak gangguan dalam hidup kita yang ditimbulkan oleh smartphone. Makanya lebih baik bagi diri ini untuk senantiasa menonaktifkan suara notifikasi dari beberapa software yang tidak penting. Yang paling buruk dari penggunaan alat elektronik super canggih dan portabel ini adalah ketika mampu menyita lebaih banyak perhatian kita sehingga untuk beramah tamah dan bersikap santun kepada orang lain menjadi terhalang. Kita terlena menekan tablet sana-sini lalu menggoyangnya sehingga lupa untuk tersenyum kepada orang-orang di sekitar kita.
Coba sekali-sekali saat berjalan-jalan ke samping rumah (ke rumah tetangga), tidak membawa smartphone. Pasti saat ketemu seseorang langsung menyapa atau setidaknya tersenyum sambil bercengkrama dengan mereka. Sedang saat kita terlena menekan sana-sini dan menggoyang tangan di atas tablet, semua kebaikan yang harusnya bisa kita lakukan tertahan.Lebih konsentrasi belajar.
Bagi adek-adek kami yang masih sekolah atau kuliah, adalah lebih baik untuk tidak memiliki handphone ekstra canggih ini. Sekalipun anda memilikinya, belilah yang standar saja yang hanya bisa buat teleponan dan SMS-an. Sebab penggunaannya di waktu belajar tiba bisa saja mengganggu konsentrasi anda. Belajar sambil meletakkan gadget di samping meja akan membuatmu lebih fokus pada alat tersebut ketimbang terhadap buku yang ada di depan. Kita lebih tertarik pada hiburan (smartphone) daripada belajar (bekerja keras), itu memang sifat bawaan manusia (manusiawi).Lebih konsentrasi bekerja.
Saat bekerja beberapa orang lebih memilih untuk mematikan tablet yang dimilik atau setidak-tidaknya di atur dalam mode offline. Bahkan beberapa perusahaan menyarankan atau lebih tepatnya mengharuskan karyawan untuk menonaktifkan berbagai perangkat elektronik portabel selama bekerja. Tablet dengan mesin elektronik lainnya merupakan pengganggu yang membuat fokus para pekerja lari saat sedang menyelesaikan tugas. Akibatnya, waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan sesuatu lebih lama.Beban lebih ringan – menjadi luwes.
Meletakkan gadget di kantong jelas akan memperberat tubuh terutama saat ukurannya lumayan lebar dan panjang. Justru saat kita meletakkannya di kantong celana maka gerakan saat kemana-mana akan terhambat. Lagipula senantiasa membawa benda-benda yang lebar walau tipis tersebut kemanapun kaki melangkah akan membuat pergerakan kita tidak luwes. Coba sesekali kita meninggalkan smartphone di rumah atau meletakkannya di dalam tas, pasti saat berjalan kaki kemana-mana lebih luwes dan tidak kaku.Menikmati hidup lebih nyata.
Mengapa orang kurang menikmati hidupnya saat tablet sedang ada di tangan? Karena saat itulah ia lebih fokus foto-foto terus upload foto terus menjawab/ menyukai status sendiri atau status teman: bukankan ini sangat mengganggu waktu liburan anda? Jadi menonaktifkan atau mengabaikan portabel komunikan tersebut adalah pilihan terbaik untuk menikmati liburan bersama orang lain. Cobalah saat liburan itu, kita menyibukkan diri untuk bercengkrama dengan keluarga tercinta, tanyakan kabarnya, tanyakan pekerjaannya, tanyakan masalah yang dihadapinya dan masih banyak lagi. Ada sangat banyak pertanyaan yang bisa kita ajukan untuk mengisi liburan yang bermakna, baik saat libur di rumah saja maupun saat di luar rumah. Silahkan berimprovisasi dan cari tahu tentang keluarga anda lebih detail.Komunikasi dengan orang lain tidak terganggu.
Terkadang saat kita sedang berkomunikasi dengan seseorang, gadget ada di tangan, keadaan ini bisa menjadi pengganggu pembicaraan yang sedang berlangsung. Bisa saja, tiba-tiba ada pemberitahuan dari media sosial tertentu sehingga berpotensi menyela pembicaraan. Sebaiknya, diamkan notifikasi aplikasi yang tidak penting lalu letakkan smartphone di dalam kantong atau di dalam tas yang di bawa bersamaan. Jangan biarkan hal-hal sepele itu mengganggu pembicaraan dengan sesama. Jika di waktu-waktu tertentu suasana jadi canggung silahkan kembangkan pembicaraan pada hal-hal sepele lainnya agar suasana kembali menghangat. Lakukan improvisasi dengan mengangkat topik pembicaraan ringan dan jika memang tidak ada lagi silahkan diam dan fokuslah bernyanyi-nyanyi memuliakan Tuhan di dalam hati.
Dikala pembicaraan kita dengan teman sedang break (berhenti), menghilangkan kejenuhan dengan menggunakan game di tablet akan membuat suasana semakin dingin. Tetapi saat anda mampu menghabiskan waktu istrahat saat berkomunikasi dengan fokus kepada Tuhan (bernyanyi) niscaya suasananya tetap hangat. Demikian pula saat ada teman yang hendak memulai pembicaraan yang baru, jawaban anda tidak “ha… apa…!” (terlalu fokus ke gadget sehingga indra pendengaran kurang peka).Menunggu dengan mengandalkan diri sendiri.
Pernahkah anda menunggu sesuatu? Saat proses menunggu lebih lama dari yang diduga, apa yang akan anda lakukan? Mungkin orang tertentu akan mengambil gadgetnya lalu bermain game atau memperbaharui status sendiri, menyukai dan mengomentari status kawan. Sadarilah bahwa kebiasaan ini jelas akan membuat gadget anda akan semakin “smart” tetapi diri sendiri menurun kecerdasan dan kesadarannya. Mengapa kami berkata demikian? Sebab saat waktu menunggu hanya dihabiskan untuk menikmati hidup (bermain game dan memperbaharui status – memberi tahu orang lain keberadaan anda) maka tepat saat itu juga aktivitas otak minim.
Silahkan gunakan smartphone secara terus-menerus jika memang aktivitas itu dihabiskan untuk berkarya. Tetapi menunggu sambil bermain gadget atau sosial media yang tidak penting adalah awal kebodohan. Alangkah lebih baik jikalau, anda menghabiskan waktu menanti sesuatu dengan fokus bernyanyi-nyanyi memuliakan Tuhan atau mempelajari sesuatu (membaca firman atau konten positif lainnya).Menghadapi ujian kehidupan dengan mengandalkan diri sendiri – menghindari pelarian.
Ada-ada saja masalah yang datang dalam kehidupan kita, tetapi gadget memberikan sedikit penghiburan di tengah-tengaahnya . Keadaan ini kerap kali digunakan orang untuk melakukan pelarian begitu soal-soal kehidupan sampai dihadapan seseorang. Mereka ingin melupakan atau lebih tepatnya mengabaikan masalahnya dengan berlari menggunakan berbagai fasilitas hiburan yang terdapat di dalam smartphone.
Kebiasaan yang suka melarikan diri ini membuat seseorang cenderung berkepribadian lemah, kurang sabar dan terlalu takut/ kuatir saat persoalan mau datang (pengecut). Oleh karena itu, terbiasalah menghadapi ujian kehidupan senyatanya, hadapi semuanya itu dengan rendah hati dan menyangkal diri sambil memfokuskan pikiran kepada Tuhan sembari bernyanyi memuliakan nama-Nya.Membantu mewujudkan kemandirian hidup.
Saat kemana-mana kita bisa tampil sendiri dengan meninggalkan gadget di rumah atau di dalam tas. Ini membuat kita lebih mandiri saat menghadapi segala sesuatu. Tetapi saat kita terlena dengan handphone canggih, keadaan ini akan membuat kita cenderung menjadi candu. Akibatnya, saat hendak kemana-mana kita tidak bisa berangkat tanpa gadget. Bahkan ketika tablet lupa di rumah, kita menjadi gelisah dan kuatir. Diri ini seperti orang bodoh yang kebingungan dan tidak tahu apa-apa ketika smartphone tidak ada di tangan.Mendekatkan kita dengan seseorang, mempererat kebersamaan.
Ketika komunikasi langsung dengan orang lain tetap lancar, hubungan dengan mereka menjadi baik-baik saja. Orang lain juga menjadi nyaman berkomunikasi dengan kita sebab jawabannya lugas dan tegas, bukannya “ha… apa…!” karena mata terus menerus fokus ke gadget. Ramah tamah dan sikap yang santun kepada sesama juga selalu diekspresikan saat kemana-mana. Semua kebiasaan baik ini akan membuat hubungan baik kita dengan sesama semakin terjalin dengan erat.
Penggunaan barang elektronik apapun tidak salah dan juga tidak benar, semuanya tergantung di tangan anda. Kelolalah itu dengan sebijak-bijaknya!
Gunakanlah smartphone dengan bijak. Ingatlah bahwa hidup
tidak hanya berbicara soal bagaimana cara menikmatinya, sebab kepuasan hati
tidak ada batasnya. Alangkah lebih baik jika anda menghabiskan waktu dengan senantiasa
memfokuskan pikiran kepada Tuhan dalam doa, firman dan nyanyian pujian untuk
kemuliaan nama-Nya. Manfaatkanlah juga waktu anda dengan berbagi kasih kepada
sesama, baik saat sedang belajar keras maupun saat sedang bekerja keras. Sadarilah bahwa
semua ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di sekitar kita bisa saja
dimanfaatkan untuk kebaikan dan bisa juga dimanfaatkan untuk kejahatan. Tentukan
pilihamu dari sekarang dan lakukanlah itu dengan sepenuh hati sehingga bukan
hanya keadaan fisik yang baik tetapi hati juga bahagia, damai dan tentram dalam
segala aktivitas yang kita lakukan.
Salam, manfaatkan
teknologi untuk kebajikan!
0 Response to "11 Manfaat Tidak Memiliki Smartphone – Keuntungan Tidak Mempunyai Gadget"
Berkomentarlah yang santun dan cerdas untuk kepentingan bersama