Internet seperti hutan yang penuh dengan tanaman dan hewan
daratan. Apakah semua yang ada di hutan bisa di makan? Tentu saja semua yang
ada di hutan bermanfaat untuk melindungi bumi dari kemungkinan terjadinya
bencana. Tetapi bukan dalam arti, segala sesuatu yang ada di sana boleh di
makan seenaknya saja? Justru, ada begitu banyak di dalam sana yang tidak bisa
dikonsumsi, terkecuali untuk tanaman yang menghasilkan buah tertentu. Pada saat
itulah kita memahami bahwa sesungguhnya keadaan ini sama seperti jaringan
internet yang kita miliki di sekitar. Semua hal yang ada di sana baik tetapi
bukan berarti semuanya itu kita butuhkan dalam menjalani hidup.
Limpah berita yang disimak kian banyak pula terpapar pada hal-hal yang ngawur
Kebutuhan akan informasi tentu saja kembali lagi ke diri
pribadi kita masing-masing. Tentu saja orang dengan profesi yang berbeda memiliki
kebutuhan yang tidak sama satu dengan yang lainnya. Misalnya saja seorang
pengelola kebun tidak sama kebutuhannya dengan karyawan yang bekerja di kantor.
Hanya saja, dalam hal ini ada juga
beberapa kesamaan yang ditemui. Misalnya kebutuhan yang sama akan informasi tentang
kesehatan fisik maupun tentang kesehatan mental. Selain itu, ada pula kesamaan
lainnya, yaitu kebutuhan akan berita terbaru yang terus bergulir dari waktu ke
waktu. Sebaliknya, “semakin banyak
informasi yang beredar, makin tinggi pula konten serpihan yang ngawur.”
Hindari terlalu lama nongkrong (lebay) di dunia maya, lebih
baik fokus bernyanyi memuliakan Tuhan
Yang hendak kami ingatkan adalah seputar kekuatan internet
dan media sosial membuat para pembaca sekalian terlena sampai lupa waktu. Para
pembaca harus lebih kritis dan selektif dalam menentukan pilihan berita apa
yang hendak dikonsumsi. Sadari lagi bahwa “banyak
informasi yang menawan di internet, tetapi tidak semua membuat pikiran sehat.”
Karena kita sedang tidak ada kerjaan,
lantas membaca dan menonton semuanya padahal itu tidak dibutuhkan. Kebiasaan
ini cenderung meningkatkan rasa bingung sebab terlalu banyak asumsi yang
memasuki otak sehingga tidak mampu menarik suatu kesimpulan. Jika keadaan ini
terus berlanjut, aktivitas di dunia maya seolah tidak berarti, kita hanya membuang
waktu untuk hal yang sia-sia. Alangkah lebih baik jika kita menenangkan diri
lalu mengembalikan fokus pikiran untuk memuliakan nama Tuhan.
Penghuni media sosial “suka mengklik berita yang menurutnya menarik, terserah itu tiruan atau asli”
Ada suatu pola yang tersebar luas di antara warganet. “Pengguna media sosial ingin membaca dan
mendengar apa yang mereka sukai, terserah informasi tersebut benar atau tidak.”
Artinya, berita hoax tidak berkembang dengan baik karena melulu hanya
memberikan informasi negatif. Melainkan berita palsu tersebut terus di share
karena orang-orang menyukai isinya. Informasi imitasi tersebut memang tidak memiliki
sumber yang tervalidasi tetapi ada pesan-pesan positif yang tersampaikan di
dalamnya. Rasa suka ini juga dapat dipicu karena “netizen merindukan orang yang sebenarnya di dunia nyata seharusnya
bersikap seperti yang diberitakan oleh konten palsu tersebut.”
Pengertian
Berita hoax adalah fakta yang dipalsukan seputar kejadian
yang sedang berlangsung akhir-akhir ini. Sebelum lanjut ke penjelasan
berikutnya, kita harus memahami perbedaan konten dengan berita. Berita adalah
seputar peristiwa terbaru yang telah atau sedang atau akan
berlangsung di dunia nyata. Namun yang namanya konten selalu berhubungan dengan
banyak hal. Konten lebih banyak mengarah kepada hasil kreativitas dan terkadang
masih belum terbukti di dunia nyata. Suatu konten baru terbukti baik adanya
ketika pembaca tersebut mempraktekkannya langsung (ini seputar informasi
tutorial, cara, tips, trik dan lain sebagainya). Seperti tulisan kami di dalam
blog ini BUKANLAH BERITA TETAPI KONTEN yang lebih benyak mengarah kepada hasil
berpikir dan penalaran. Benar tidaknya apa yang kami tulis, bukankah semua
tergantung dari penilaian dan pembuktian yang dilakukan oleh warganet sekalian. Simak juga, Khasiat berita palsu.
Ciri khas berita hoax di internet dan media sosial.
Sekali lagi kami ingatkan, waktu luang yang banyak membuat
seseorang menghabiskan hampir setengah hari untuk nongkrong di media sosial.
Waktu lebay inilah yang cenderung membuat intensitas terpapar dengan berita
hoax sangatlah tinggi. Besar juga kecenderungan, situasi tersebut dipicu oleh
karena netizen merindukan orang tertentu melakukan sesuatu yang dianggap
positif dan sangat ditunggu-tunggu. Jadi, pas ada pemberitaan tentang berbagai
hal menarik tersebut, langsung saja disikapi dengan klik,
baca, suka dan bagikan. Namun,
sekedar berjaga-jaga agar tidak terjebak dalam berita hoax yang benar-benar
buruk, harap perhatikan beberapa ciri-ciri dari fakta distorsi tersebut.
Tidak ada tanggal.
Tidak selamanya berita yang dipelintir itu mengarah kepada hal-hal buruk. Sebab admin di beberapa situs sangat jeli dalam memperhatikan ketertarikan masyarakat sosial media. Terlebih ketika mereka mencoba mengulas dan menyudutkan beberapa tabiat masyarakat yang kurang baik dimana hal tersebut di dukung oleh khalayak luas. Sekalipun demikian, ketahuilah bahwa salah satu ciri khas fakta yang dipelintir adalah tidak adanya hari dan tanggal kejadian saat peristiwa tersebut berlangsung.Lokasi kejadian tidak lengkap.
Admin di internet memang cukup canggih saat mengangkat suatu berita abal-abal. “Mereka mengetahui dan menyuguhkan apa yang diinginkan oleh warganet.” Sehingga tepat ketika hal tersebut di sebar luaskan, ada banyak jumlah kunjungan dan klik ke sana. Mungkin hal ini jugalah yang membuat ruang sosial online ini tidak pernah sepi pengunjung..
Di balik semuanya itu, sebagai pengguna jasa online yang bijak. Anda tidak harus tetap jeli dalam menentukan bahan bacaan. Bedakan yang mana berita dan mana pula yang dimaksud dengan konten kreatif yang tidak ada hubungannya dengan fakta di lapangan kecuali di buktikan sendiri oleh pembaca. Salah satu ciri khas dari pemberitaan palsu tersebut adalah tidak mencantumkan lokasi kejadian yang akurat dan terperinci.Judul dan isinya menyudutkan pihak tertentu.
Admin hoax juga cerdas, mereka menyusun suatu judul berdasarkan rasa sentimen masyarakat terhadap sesuatu atau seseorang sehingga jumlah kunjungan ke situsnya semakin tinggi. Fakta bisa saja dipalsukan tetapi jelas sekali bahwa pelaku tipu-tipu tersebut bukanlah orang sembarangan dengan pengetahuan cemen. Oleh karena itu, hati-hatilah terhadap kecenderungan perilaku yang diekspresikan di dunia maya. Harap untuk biasa saja saat menanggapi segala sesuatu sehingga saat ada judul berita yang lebay, bisa diantisipasi dengan tidak terjebak lalu mengkliknya.
Saat kita mampu menjaga konsistensi sikap sehingga tidak berlebihan di ruang sosial online, besar kemungkinan dimampukan untuk mengenali fakta yang disampaikan secara tidak berimbang. Mungkin mereka yang baru-baru pertama terjun ke dunia online ini (pengalaman baru) akan tergelincir ke atasnya. Akan tetapi, seiring dengan proses pendewasaan, akan dimampukan untuk mengenali kelemahan sejak awal sehingga tidak terus mengklik hal-hal yang lebay tersebut.Berisi tentang ujaran kebencian.
Ini termasuk dalam berita campuran. Mungkin saja ada fakta yang terdapat di dalamnya tetapi hal tersebut dianulir untuk membenci seseorang atau kelompok tertentu. Fakta semacam ini bukan lagi sekedar menampilkan informasi yang tidak berimbang melainkan lebih bersifat menghasut dan memprovokasi para pembaca untuk melakukan sesuatu. Informasi hoax semacam ini begitu kentara terjadi di masa-masa kampanye, baik kampanye eksekutif (pilpres, pilgub, pilkot) maupun legislatif (pileg pusat & daerah).
Ciri khasnya adalah faktanya cuma sedikit saja tetapi opini penulis/ orang lain lebih banyak menyudutkan lalu menghasut masyarakat untuk tidak pro kepada si ini atau si itu. Pemberitaan semacam ini membuat pemilih (peserta pemilu) bingung juga, siapa yang benar atau salah? Adalah besar kemungkinan mereka yang lebih populer kejahatannya (sekalipun di buat-buat) akan ditinggalkan ketimbang mereka yang keburukannya kurang populer (sekalipun hanya dibuat-buat). Istilah kasarnya adalah “orang yang berhasil mempopulerkan fitnah terhadap lawannya adalah pemenang.” Bukankah ini sama saja dengan politik busuk? Saksikanlah, Mengapa ujaran kebencian cepat tersebar?Tidak ada nama wartawan.
Bukan hanya anda yang pernah terpapar dengan fakta yang sudah dipelintir. Kami juga pernah tercemplung ke dalamnya sebab berita yang disampaikan mereka adalah hal-hal yang positif dan masuk akal. Artinya, “tidak semua berita adalah hoax dan tidak semua kisah bernafaskan sesuatu yang negatif.” Sekalipun fakta itu positif, tetap saja yang tidak benar adalah tidak layak untuk dikonsumsi. Sebab hal ini sama saja dengan meningkatkan pencitraan seseorang dimata pengunjung tetap media sosial. Dan salah satu ciri khas utama dari fakta ambigu tersebut adalah tidak dicantumkannya nama wartawan yang meliput maupun yang menulisnya (redaksi).Tidak ada media nasional yang memberikan hal demikian.
Sikap selektif dan kritis saat berselancar di dunia online identik dengan sikap membanding-bandingkan. Manusia cerdas cenderung menghabiskan waktu untuk melakukan pendekatan analisis singkat sebelum menyimak suatu fakta. Salah satu cara terbaik untuk menelaah informasi tersebut adalah membandingkannya dengan situs berita nasional, seperti Kompas.Com, Detik.Com, Liputan6.Com, Tempo Co dan lain sebagainya.
Silahkan lakukan pencarian menggunakan mesin pencari (Google.Co.Id) dengan format seperti berikut ini “kata kunci site:media nasional” misalnya “gubernur sumut terburuk site:detik.com”
Anda juga dapat melakukan pencarian berita sepadan (senada) yang ditemukan di situs lain pada situs media nasional terkemuka dengan langsung berkunjung ke situsnya. Misalnya silahkan masuk ke situs Kompas.Com atau Detik.Com atau Liputan6.Com atau Tribunnews.Com lalu carilah kotak pencarian. Biasanya kotak tersebut berada di bagian atas atau di sudut kanan atas dengan label “Cari Berita.” Kemudian ketikkanlah “judul berita yang hendak dicari padanannya” dan tekan “enter.”
Jika berita yang nadanya tidak baik dan terkesan menyudutkan oknum tertentu itu tidak dimuat dalam media nasional, besar kemungkinan fakta tersebut palsu adanya. Mulai dari sini anda dapat menjernihkan persepsi agar hati tidak turut menghakimi orang lain melainkan santai saja menanggapinya. Anggap itu sebagai ujian untuk meningkatkan sikap kemampuan menyaring berita sebelum dicerna oleh hati masing-masing.Diambil/ diperoleh dari situs gratisan/ blogspot.com
Anda mungkin terlanjur percaya dengan suatu berita hoax karena terkesima dengan jumlah suka dan bagikan yang berhasil dicatatkannya. Sadarilah sekali lagi bahwa indeks popularitas inipun bisa dipalsukan oleh berjibunnya akun kloningan yang tersebar di dunia kabel. Ada saja orang yang pintar-pintar melakukan hackers memiliki ratusan hingga ribuan akun di media sosial tertentu. Mereka dengan sengaja menginjakkan kaki dan menandai suatu konten sangat disukai sehingga pembaca yang melihatnya terkesima lalu turut memberikan dukungan.
Di atas semuanya itu, harap pertimbangkan baik-baik untuk memberi rasa percaya terhadap suatu tulisan. Lihat-lihat juga situs yang menyebarkan berita tersebut. Sudah seharusnya anda berhenti mencari-cari berita imitasi di situs yang tidak terpercaya atau situs gratisan. Adalah lebih baik bagi anda untuk mencarinya di situs pers yang resmi. Di sisi lain, “anda bisa saja mencari konten apapun di situs lain termasuk yang gratisan asalkan bukan pemberitaan fakta-fakta terbaru.”
Sadar atau tidak, semakin banyak waktu yang dihabiskan
secara tidak terjadwal dan terencana di dunia kabel, semakin tinggi pula
kemungkinan terpapar berita ngeyel. Rencanakan setiap kunjungan yang dilakukan
agar terpimpin dan tidak terus terlena oleh gula-gula rafinasi yang menggoda
mata dan telinga ini. Sebab saat waktu luang cukup banyak, besar kecenderungan warganet
mengklik, membaca dan menonton sesuatu
oleh karena merasa tertarik/ seiras/ sejalan/ sepemahaman/ sepandangan dengan judul
beritanya terserah itu asli atau hanya tipu-tipu. Admin media sosial mampu
membaca minat/ keinginan masyarakat dan pandangan hidup netizen sehingga
menyuguhkan berita yang tidak jauh-jauh dari hal-hal tersebut. Sehingga
pemberitaan semacam itu laris-manis di kalangan pengguna sosial media padahal
informasi yang diberikan kabur dan diragukan orisinalitasnya. Oleh karena itu,
bersikap biasa saja saat jalan-jalan di hutan berkabel agar tidak mudah
terperangkao oleh berita hoax. Selain itu, berikan juga waktu untuk fokus
kepada Tuhan dan berbagi kasih kepada sesama lewat pekerjaan dan pelajaran yang
ditekuni. Simak kawan, Tanda khas konten hoaxer.
bebas dari berita tipu daya,
enggan menghakimi suka-suka,
& melakukan hal positif penuh makna!
0 Response to "7 Ciri-Ciri Berita Hoax – Warganet Membaca Berita Yang Dirasa Menarik, Terserah Itu Hoax Atau Fakta"
Berkomentarlah yang santun dan cerdas untuk kepentingan bersama